Khutbah Jumat: Kenikmatan Mengenal Allah
Khutbah Jumat: Kenikmatan Mengenal Allah ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 2 Rabi’ul Akhir 1444 H / 28 Oktober 2022 M.
Khutbah Khutbah Jumat: Kenikmatan Mengenal Allah
Sesungguhnya mengenal Allah merupakan kebutuhan manusia yang paling dasar, melebihi kebutuhan kepada makanan dan minumannya. Karena mengenal Allah adalah merupakan kehidupan hati, kenikmatan jiwa, kebahagiaan hidup yang tidak akan pernah seorangpun merasakan kenikmatan melebihi mengenal Allah ‘Azza wa Jalla. Bahkan itu adalah merupakan surga dunia. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah mengatakan:
إنّ في الدينا جنة من لم يدخلها لم يدخل جنة الآخرة
“Di dunia ini ada surga, siapa yang tidak pernah memasuki surga dunia ini ia tidak akan pernah memasuki surga akhirat.”
Apa itu surga dunia? Kata beliau:
معرفة الله
“Mengenal Allah ‘Azza wa Jalla.”
Karena dengan mengenal Allah, kita mengenal tentang hakikat diri kita siapa. Kita seorang hamba yang lemah yang sangat membutuhkan karunia dan rahmatNya. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
“Wahai manusia, kalian itu semua fakir kepada Allah, dan Allah lah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Fatir[35]: 15)
Dengan mengenal Allah, maka seorang hamba hidupnya terbimbing. Karena sesungguhnya bimbingan Allah itulah yang paling lurus. Hidayah yang Allah turunkan dalam Al-Qur’an dan hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebaik-baik hidayah. Maka siapapun yang mengenal Allah, dia akan dibimbing oleh Allah kepada jalanNya yang lurus.
Dengan mengenal Allah, Allah akan berikan kepada dia kemuliaan. Allah muliakan di dunia dan akhirat. Kemuliaan bukan dengan kedudukan, tapi kemuliaan dengan Allah jadikan hamba-hamba yang beriman mencintai dia. Karena sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang hamba, Allah akan berkata kepada Jibril: “Hai Jibril, sesungguhnya Aku mencintai Si Fulan, maka cintailah dia.” Maka Jibril pun kemudian mengumkan kepada penduduk langit bahwasanya Allah mencintai Si Fulan, maka cintailah dia. Maka penduduk langit pun mencintainya. Lalu kemudian diletakkanlah penerimaan di bumi ini.
Mengenal Allah menjadikan hati kita senantiasa tegar dan sabar menghadapi berbagai macam ujian dan cobaan. Karena kita tahu bahwasannya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Maha Kasih sayang, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala itulah yang memberikan pertolongan kepada hamba-hambaNya. Setiap ujian kita sadar bahwa apabila kita sabar akan mendatangkan kasih sayang Allah berupa ampunanNya dan pahala yang besar. Sehingga pada waktu itu seorang hamba tegar dan sabar menghadapi berbagai macam ujian.
Seorang hamba yang mengenal Allah tak akan pernah mengenal putus asa. Dia akan terus bersabar menghadapi berbagai macam kegagalan. Dia menganggap kegagalan itu sebagai sebuah ujian. Maka dia tidak ingin putus asa. Karena Allah membenci keputusasaan. Allah berfirman:
… إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِن رَّوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
“Sesungguhnya tidak ada yang merasa putus asa dari rahmat Allah kecuali orang-orang yang kafir saja.” (QS. Yusuf[12]: 87)
Seorang yang mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka akhlaknya menjadi mulia. Karena ia tahu bahwasanya Allah mencintai akhlak yang mulia, dan Allah benci kepada akhlak yang buruk. Maka ia berusaha untuk memiliki akhlak yang indah demi agar Allah ridha kepada dirinya.
Seseorang yang mencintai Allah, maka dia akan berusaha untuk mengejar apa yang Allah cintai. Dan cinta itu muncul karena dia mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Seseorang yang takut kepada Allah, dia akan menjauhi berbagai macam kemaksiatan. Dan takut itu karena ia mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Seseorang yang bertaubat kepada Allah, memohon ampunan kepada Allah, akibat daripada dia mengenal Allah. Bahwasannya Rabbnya Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sebagaimana dalam hadits riwayat Tirmidzi, bahwasannya Allah Ta’ala berfirman dalam hadits Qudsi:
يَا ابْنَ آدَمَ! إِنَّكَ مَا دَعَوتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ
“Wahai anak Adam, kalaulah dosamu memenuhi awang-awang, kemudian kamu minta ampun kepadaKu, Aku pasti ampuni dosamu.” (HR. Tirmidzi)
Maka ia pun meminta ampun kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
Seseorang yang mengenal Allah, dia akan ikhlas hanya mengharapkan wajah Allah semata. Dia bukan menjadi orang-orang yang mengharapkan pujian manusia, tidak pula kehidupan dunia. Karena ia memandang bahwa pujian Allah itulah segala-galanya, kehidupan akhirat dan janji Allah yang ada di dalam surga itulah yang paling besar di hatinya. Maka ia pun ikhlas mengharapkan wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan keikhlasan itu menimbulkan kedahsyatan dalam amal dan istiqamah dalam kehidupannya didalam ia berpegang kepada agama Allah ‘Azza wa Jalla.
Orang yang mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala, Allah akan berikan kepadanya ketentraman hati dan ketenangannya. Allah berfirman:
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Ketahuilah dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’d[13]: 28)
Para ulama mengatakan:
ذكر الناس داء، وذكر الله دواء
“Mengingat manusia itu penyakit hati, sedangkan mengingat Allah itu obat hati.”
Dengan kita mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka kita menjadi paham tentang hakikat hidup kita di dalam kehidupan dunia ini. Kemana kita akan berjalan, kemana kita akan melangkahkan kaki. Akankah kita langkahkan kaki menuju jalan yang Allah ridhai, ataukah ke jalan yang Allah murkai yang itu akan membinasakan hidup kita.
Maka kamu lihat, orang yang mengenal Allah dengan sebenar-benar pengenalan, dia menjadi hamba yang benar-benar indah dimana seluruh manusia. Hanya orang-orang yang tidak beriman saja yang benci kepadanya.
Betapa indahnya mengenal Allah, dan betapa agung pengaruhnya dalam hati seorang hamba. Dan betapa mengenal Allah kekuatan yang super dahsyat di dalam hati seorang hamba yang menyebabkan seorang hamba bisa istiqamah terus di dalam kehidupannya.
Saudaraku, kenalilah Allah melebihi mengenali anak-anak kita. Kenali Allah Subhanahu wa Ta’ala; bagaimana nama dan sifat Allah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وتِسْعِينَ اسْمًا مِئَةً إلَّا واحِدًا، مَن أحْصَاهَا دَخَلَ الجَنَّةَ
“Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu, siapa yang menghitungnya pasti masuk ke dalam surga.” (HR. Bukhari)
Nama Allah sangat banyak, lebih daripada 99. Akan tetapi Allah memerintahkan bahwasanya 99 ini apabila kita pelajari, kita amalkan, kita aplikasikan dalam kehidupan, maka pasti kita akan masuk ke dalam surga Allah ‘Azza wa Jalla.
Siapa yang mengenal bahwa Rabbnya Ar-Rahman (Yang Maha Penyayang), dan dia mengetahui bagaimana rahmat Allah yang luas, sebagaimana doanya malaikat pemikul ‘Arsy yang berdoa:
… رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً وَعِلْمًا…
“Wahai Rabb kami, ilmu dan rahmatMu meluasi segala sesuatu.” (QS. Ghafir[40]: 7)
Dan Rasulullah bersabda, bahwa Allah memiliki 100 rahmat, satu rahmat Allah turunkan ke dunia, dan 99 rahmat Allah simpan di dalam surga. Dengan satu rahmat, betapa banyak nikmat yang kita nikmati, saudaraku. Dengan satu rahmat manusia binatang berkasih sayang, dengan satu rahmat:
وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا
“Apabila kita menghitung nikmat yang Allah berikan kepada kita tidak mungkin kita bisa menghitungnya.” (QS. An-Nahl[16]: 18)
Itu baru 1 rahmat. Bagaimana dengan 99 rahmat yang berada dalam kehidupan akhirat?
Saudaraku, siapapun yang mengenal nama Allah bahwa Allah Ar-Rahman Ar-Rahim, dia tidak akan pernah berputus asa dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia akan berusaha untuk mencari rahmat Allah. Apa saja perbuatan yang dirahmati oleh Allah, maka dia semangat padanya. Apa saja yang menyebabkan rahmat Allah putus dari kita, maka ia tinggalkan.
Saudaraku, seorang yang mengenal bahwasanya tuhannya Maha Pengampun dan sangat penyayang kepada hambaNya, yang disebutkan dan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bahwasanya sayang Allah kepada hamba melebihi seorang ibu kepada anaknya. Tidak mungkin seorang ibu mencelakakan anaknya. Allah pun tidak ingin mencelakakan dan membinasakan hambaNya. Tapi si hamba itulah yang ingin binasa. Allah mengutus para Nabi dan Rasul sebagai kasih sayang Allah kepada kita. Allah menurunkan Al-Qur’an dan hadits sebagai kasih sayang Allah kepada kita. Tapi kemudian kita tidak sayang kepada diri kita, kita lebih senang kemudian untuk nekat masuk ke dalam api neraka. Na’udzubillah, nas’alullah as-salamah wal ‘afiyah.
Siapapun yang mengenal nama Allah Al-Ghafur, maka ia akan senantiasa meminta ampun kepada Allah. Lihatlah Rasulullah, orang yang paling mengenal Allah, maka istighfarnya Rasulullah sangat banyak sekali. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إلى اللهِ، فإنِّي أَتُوبُ في اليَومِ إلَيْهِ مِئَةَ مَرَّةٍ
“Wahai manusia, taubatlah kalian kepada Allah. Sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari 100 kali.” (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, Al-Baghawi)
Lihat juga: Tauhid dan Istighfar adalah Tiang Agama
Abdullah bin Umar berkata: “Aku pernah duduk di majelis Rasulullah, dan aku hitung ucapan beliau dalam majelisnya
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَتُبْ عَلَىَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
‘Ya Rabbku, ampunilah dosa-dosaku dan terimalah taubat dariku. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.’
Aku hitung sampai 100 beliau ucapkan itu.”
Itu dalam satu majelis, bagaimana majelis yang lainnya? Betapa banyaknya Rasulullah memohon ampun kepada Allah? Padahal beliau hamba yang sudah dijamin masuk ke dalam surga. Sementara kita sangat jarang memohon ampun kepada Allah. Karena kita kurang mengenal Allah ‘Azza wa Jalla, saudaraku.
Maka saudaraku, demi Allah kebahagiaan yang hakiki adalah dengan mengenal Allah. Kebahagiaan yang paling besar adalah dengan mendekatkan diri kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Justru kesengsaraan ketika kita berpaling dari Allah, kita lebih senang mendekatkan diri kepada makhluk. Justru kesengsaraan itu ketika kita lebih mengagungkan makhluk daripada Allah ‘Azza wa Jalla. Disitulah kesengsaraan yang akan Allah berikan kepada kita dan siksa di dunia berupa sempitnya hati sebelum sempitnya kubur. Na’udzubillah, nas’alullah as-salamah wal ‘afiyah.
Khutbah Kedua: Kenikmatan Mengenal Allah
Saudaraku, orang yang mengenal Allah dengan sebenar-benar pengenalan, dia akan mentauhidkan Allah ‘Azza wa Jalla. Dia akan esakan Allah dan yakini dengan keyakinan yang paling kuat di dalam hatinya bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka seluruh ibadahnya hanya untuk Allah. Dia berdoa, doanya hanya untuk Allah dan kepada Allah. Cintanya karena Allah, bencinya pun karena Allah. Dia pun bertawakal hanya kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Dia ruku’ dan sujud pun hanya kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Ia gantungkan pengharapan hidupnya hanya kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Dia yakin bahwasanya janji Allah itu pasti benar. Dia yakin bahwasannya surga dan neraka itu benar. Dia yakin bahwasanya dengan mengikuti Allah dan RasulNya itulah hakikat kebahagiaan hidupnya.
Inilah saudaraku.. Kita sebagai seorang hamba harus tahu bahwa diri kita ini hamba. Maka dengan mengenal siapa diri kita, Allah rahmati kita. Dalam Atsar disebutkan:
“Semoga Allah merahmati orang yang mengenal siapa dirinya.”
Karena orang yang tidak kenal siapa dirinya, dia tidak akan kenal tentang hakikat Rabbnya.
Download mp3 Khutbah Jumat
Jangan lupa untuk ikut membagikan link download “Khutbah Jumat: Kenikmatan Mengenal Allah” ini kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga menjadi pembukan pintu kebaikan bagi kita semua.
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/52311-khutbah-jumat-kenikmatan-mengenal-allah/